Salah Pria….
Sore ini seperti biasa,
sepulang kuliah aku sempatkan diri untuk duduk-duduk santai di taman. Mataku
menelusuri seluruh taman. Berkali-kali ku putar kepalaku, mencari apa yang
setiap hari kucari. Tapi aku tak melihatnya.
“Kemana ya? Sakit atau mungkin …..?” Segala pikiran
negatif berkecambuk di kepalaku. “Stop..ga boleh berpikir negatif”
Sudah hampir 2 jam aku
duduk disini. Tapi sosok yang kucari belum muncul juga. Akhirnya kuputuskan
untuk pulang.
***
Hari ini aku tiba di
taman lebih cepat dari biasanya. Berharap sosok yang ku nanti segera datang.
Hampir 30 menit aku duduk terdiam disini. Tiba-tiba sesosok lelaki duduk tepat
diseberang ku duduk sekarang. Dia menatapku dengan mata indahnya. Tapi dia
bukan yang sedang ku tunggu. Aku baru pertama kali melihat dia disini. Gayanya
modern, seperti pria masa kini. Dengan kemeja biru muda lengan panjang yang
digulung, celana bahan hitam, dan pantovel hitam, dia terlihat sangat tampan
dan berwibawa. Sepertinya pegawai kantoran. Dia seperti sedang menunggu seseorang.
Tidak lama setelah pria
itu tiba, dia datang. Ya!, dia yang sedari kemarin ku tunggu di taman. Seorang
pria yang aku tidak tahu siapa namanya, dari mana asalnya, berapa umurnya. Aku
hanya tahu dia kuliah di universitas sukasuka. Aku hanya bisa menebak umurnya,
kira-kira 20 tahun, 1 tahun diatasku, tapi itu jika tebakanku tepat. Aku biasa
memanggilnya mas ‘taman’. Dia adalah yang sudah menempati ruang di hatiku
selama satu tahun belakangan ini. Memang aneh mencintai seseorang yang tidak
kita kenal. Tapi ini yang kurasakan sekarang. Dia jalan menghampiriku.
“Mau kemana dia? ke
sini? Aduhhh…” Panikku.
Tapi ternyata dugaanku
salah. Dia melewati tempat ku duduk. Dia menghampiri pria itu.
“Hai, apa kabar? Aku
kangen banget sama kamu” kata-kata itu yang diucapkan oleh mas ‘taman’ jika aku
tidak salah dengar.
Setelah itu aku tidak
bisa mendengarkan apa-apa lagi. Suara mereka bertambah pelan dan percakapan
mereka juga semakin intim dan pribadi.
Mataku masih tertuju
pada mereka.
“Ngomongin apa ya?
Serius banget. “ Batinku penuh tanya.
Mereka lalu bangun dan
menatapku dengan senyuman. Lalu berjalan meninggalkan taman. Aku masih
menatapnya sampai mereka semakin jauh. Kulihat dari ujung kaki sampai kepala.
Tak ingin rasanya menghilangkan kesempatan menatapi tubuhnya yang indah. Tapi
tiba-tiba mataku terpaku melihat tangan yang saling menggenggam. Ya, tangan mas
‘taman’ dan pria itu. 2 lelaki jalan berdua dengan tangan saling menggenggam.
Apa artinya?
Semakin penasaran, ku
ikuti mereka sampai tempat parkir mobil.
Pria itu membukakan pintu untuk mas ‘taman’ layaknya seorang pria memperlakukan
wanitanya. Akupun mengikuti perjalanan mereka. Mereka sampai di depan rumah
kecil minimalis. Pria itu kembali membukakan pintu. Sekarang tidak hanya itu,
dia mengecup mesra kening mas ‘taman’.
“Ya Tuhan, apa ini? Apa
maksudnya? Gilaaa!…selama ini..?? ” Tanyaku dalam hati.
Aku baru sadar selama
ini aku mencintai orang yang salah. Orang yang tidak ingin mendapatkan cinta
dari seorang wanita. Tapi lebih ingin dicintai oleh sesamanya. Orang yang tidak
mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Tuhan. Orang yang tidak seharusnya
ditempatkan di hatiku selama setahun belakangan ini.
***TAMAT***